Segala puji hanya bagi Allah,  shalawat dan salam semoga senantiasa  tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh  pengikutnya yang selalu mengikuti jalan petunjuknya. 
Karakter mulia pada pribadi seseorang atau sering disebut dengan  manusia yang berkepribadian, atau dalam bahasa sederhana yang lebih luas  sering dikatakan sebagai manusia yang ber- adab. Atau dalam bahasa pergaulan dikatakan manusia beretika dan manusia yang bersopan santun.
Dalam zaman modern, ketika manusia otaknya semakin dibikin sibuk  dngan berbagai macam kesibukan ilmu dan teknologi, maka manusia modern  kehilangan waktu untuk membangun kepribadiannya. Apalagi zaman serba  cepat yang dibantu dengan bantuan komputer yang super cepat, manusia  sering tidak mampu untuk menggunakan alat itu untuk membangun pribadi  yang lebih mulia dan beradap, namun sering hanyut mengikuti bujukan  hawanafsunya untuk selalu dan selalu bersikap salah, salah dan salah dan  akhirnya menjadi robot-robot bernyawa. Ibarat tanah-tanah hidup yang  bergentayangan kesana kemari dengan aktifitas yang tidak berkwalitas dan  merusak diri serta merusak lingkungannya.
1. Manusia yang ber-Etika benar kepada Allah.
Membangun karakter dapat dimulai dengan menyadarkan manusia, bahwa  dirinya adalah makhluq ciptaan Allah SWT dan memiliki kewajiban  beribadah kepada Allah SWT.  Para orangtua-lah yang harus menyadarkan  bayi-bayi yang dilahirkannya untuk memahami kenapa anaknya lahir di  dunia dan untuk apa dia dilahirkan. Beberapa firman Allah yang perlu  direnungi antara lain, yang artinya.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (QS. 23:12)
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (QS. 23:13)
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. 23:14).
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (QS. 23:13)
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. 23:14).
Manusia yang memiliki etika dan sopan santun kepada Allah Tuhan yang  telah menciptakannya tentu akan berusaha bersyukur dan berterimakasih  kepada Allah, nikmat-nikmat Allah yang dicurahkan kepada mereka menjadi  daya dorong untuk rajin beribadah kepada Allah,  rajin mendidik diri  untuk mengetahui petunjuknya dan rajin mendidik diri untuk menjalankan  perintah-Nya dan menjaui larangan-Nya.
Zaman modern, zaman penuh teknologi canggih,  banyak muncul  manusia-manusia atheis, sebuah bukti bahwa banyak manusia modern yang  tidak beretika dan tidak punya sopan santun  kepada yang telah  menciptakannya. Bagi  Allah hal tersebut tidak merugikan sama sekali  namun akan menjadi kerugian yang besar bagi diri manusia sendiri.
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi,  dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi  kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah.  Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di  langit dan apa yang dibumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya  lagi Maha Terpuji. (QS. 4:131).
Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan  (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu  bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang  yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.Kemudian kepada  Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu  kerjakan.Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam  (dada)mu. (QS. 39:7).
Dan (ingatlah juga), takala Tuhanmu mema’lumkan:”Sesungguhnya jika kamu  bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu  mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS.  14:7)
Dan Musa berkata:”Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi  semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya  lagi Maha Terpuji”. (QS. 14:8)
Mendidik anak-anak kita untuk tekun beribadah dan mengetahui  aturan-aturan yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah wujud  syukurnya para Orang tua kepada Allah. Bila para orang tua sudah bisa  mendidik anak-anaknya untuk belajar aturan-aturan Allah dan Rasulnya,  dan anaknya telah nampak bersemanat untuk beribadah kedaNya, itu semua  adlah wujud nyata bahwa anaknya memiliki sopansanukepada Allah  Tuhan  yang telah menciptakan mereka. Ketinggian, iman dan amal sholihnya   serta ketaqwaannya kepada Allah adalah ukuran kemuliaan karakter seorang  manusia.
2. Beretika dengan sesama manusia
Sikap mulia yang harus segera nampak pada seorang anak manusia adalah  sikap sopan santun kepada  orang tuanya. Sikap Mulia kepada orang  tuanya adalah jalan pertama membangun sikap mulia kepada orang lain.
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada  dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan  melahirkannya dengan susah payah (pula).Mengandungnya sampai menyapihnya  adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya  sampai empat puluh tahun ia berdo’a:”Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk  mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku da kepada  ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau  ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak  cucuku.Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku  termasuk orang-orang yang berserah diri”. (QS. 46:15)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada  dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah  yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah  kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah  kembalimu. (QS. 31:14).
Sering dikatakan orangtua-lah yang “ mengukir” jiwa dan  raga seorang anak. Bila orang tua sudah memiliki kepribadian yang mulia  dan tinggi, maka tangung jawab yang pertama adalah diarahkan kepada  anak-anaknya. Orang tua yang sholih dan sholihah dan perpendidikan  biasanya akan pula memiliki anak-anak yang memiliki pribadi yang sama.  Karena orang tua akan mengajari degan teliti dan telaten setiap langkah  yang dilakukan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.
Berbahagialah para orang tua yang tidak membiarkan anak-anaknya  bergaul dengan sumber-sumber kejahatan, baik dalam pergaulan dengan  manusia atau  pula sarana-sarana kehidupan semacam SIARAN TELEVISI dan MULTIMEDIA HIBURAN yang  berisi dengan campur aduk antara kebaikan dan kejahatan. Jiwa yang  masih rapuh dapat dipastikan  lebih suka menempuh jalan-jalan yang  disenangi hawa nafsu. Dan bila diperbuat maka dipastikan sopan santun  dan etika anak tersebut akan jatuh dan menjadi manusia berkwalitas  sopan-santun yang rendah dan hina sebagaimana tingkah laku binantang  yang tidak berhati-dan berakal.
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa  nafsunya sebagai Ilahnya.Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara  atasnya? (QS. 25:43)
atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami.Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu). (QS. 25:44).
atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami.Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu). (QS. 25:44).
Bila manusia telah suka di tempat-tempat yang rendah, maka dapat  dikatakan manusia telah turun derajad. Dan pasti sifat-sifat mulia yang  dimilikinya akan terhapus dan akan tergantikan dengan sifat-sifat buruk  yang akan merugikan bagi dirinya dan bagi orang lain. Dan ini semua  menjadi sumber kesusahan dan kekacauan pergaulan diantara manusia.
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali  jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian)  dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan  mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada  ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang  demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (QS. 3:112).
Bila manusia sudah menolak sumber-sumber keselamatan dan kebahagiaan,  tentu akan mendapatkan hal ang sebaliknya, yaitu kesulitan, kesusahan  dan siksaan.
3. Beretika kepada Alam Lingkungan
Alam raya sungguh amat luas tak terbatas, namun hingga saat ini ilmu  manusia belum menemukan  tempat sejenis bumi yang dapat ditempati oleh  manusia, atau manusia belum juga dapat menciptakan pesawat ruang angkasa  yang membawa manusia kesana.
Para ahli sudah memprediksi, bila perilaku manusia tetap saja seperti  sekarang ini, menggunakan alam, meng-ekplorasi alam untuk  bermewah-mewah memanjakan diri di dunia ini,  dan milyaran manusia yang  diatas bumi ini bergerak kearah yang sama, yaitu ingin hidup  bermanja-manja, bersenang-senang tanpa batas. Maka bumi kan menjadi  hunian yang tidak lagi nyaman bagi umat manusia.
Para ahli sudah sering membuat animasi-animasi apa yang terjadi jika  segala ekosistem di bumi menjadi rusak, dalam bahasa mudah mereka  mengatakan, manusia bisa memproduksi dan memiliki berbagai macam  sarana-sarana kemewahan, namun kemewahan itu tidak ada gunanya karena  tidak lagi nyaman di huni.
Bukti-bukti awal sudah nampak mengemuka dihadapan umat manusia.  Secara materiil misalnya, sudah sering terjadi kebakaran hutan akibat  musim kering yang sangat ekstrim, atau badai yang menghancurkan dengan  banjir dan tanah longsor. Atau badai salju yang melumpuhkan. Secara  nyata Es di kutup-kutup dunia benar-benar telah mencair dan telah pula  banjir akibat pasang naik air laut sudah semakin sering terjadi.
Ada lagi keanehan yang kontradiktif dan menggelikan.  Masih ada-ada  saja di hari ini orang-orang yang memasang sesaji  kepada sesuatu yang  tidak jelas dengan tujuan agar alam tidak rusak, karena mereka menyangka  bahwa kerusakan alam ini dilakukan oleh makhluq-makluq ghaib. Sehingga  dengan sesaji yang diberikan itu kerusakan alam lingkungan dapat  teratasi.
Namun disisi lain lagi manusia tetap saja mengkonsumsi budaya  serakah, budaya mengumbar hawa nafsu dan budaya merusak lingkungan.  Sungguh kebodohan yang bertumpuk-tumpuk yang pasti kerusakan-kerusakan  itu akan terus berjalan dan tidak memiliki jalan keluar dan jalan  penyelesaian.
Yang telah merusak alam adalah manusia, dan pasti yang akan menderita akibat buruknya juga mansia, sebagaimana firman Allah
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan  karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka  sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan  yang benar). (QS. 30:41)
Ketika manusia kehilangan etika kepada Allah Tuhan Sang Maha Pencipta  maka dua hal lagi, yaitu etika kepada sesama manusia dan etika kepada  alam lingkungan menjadi rusak dan kacau balau. Karena kerusakan tersebut  mengakibatkan pula kerusakan jiwa yang berkepanjangan bagi umat manusia  dan manusia kemudian menjadi manusia-manusia yang berlepribadian rusak  dan kacau balau.
Dapat disimpulkan, bahwa yang bisa memperbaiki keadaan kekacauan di  zaman hari ini pada masing-masing manusia adalah, dengan menyadarkan  manusia kembali kepada tujuan yang sebenarnya tentang terciptanya  manusia di alam dunia dan di bumi ini.
Ketika jiwa-jiwa manusia  sudah terus berlatih dan berlatih untuk bisa ber sopan santun kepada  Allah dan terus berusaha memiliki sopan santun yang tinggi dan mulia,  maka manusia akan memiliki jiwa yang mulia dan agung. Dan  manusia-manusia yang semacam inilah yang dapat hidup di muka bumi unuk  selalu berbuat kebaikan dan memperkecil dari sikap-sikap merusak, baik  merusak diri, merusak orang lain, atau merusak alam lingkungan…. Wallahu  a’lam.
Sumber : mta-online.com

 
