Dienul Islam seluruhnya indah. Aqidahnya  adalah aqidah yang paling benar, paling lurus dan paling bermanfaat.  Etikanya adalah etika yang paling terpuji dan paling elok. Amal dan  hukumnya adalah yang paling baik dan paling adil.
Islam adalah agama kebahagiaan dan  kemenangan, dan bahwasanya Islam tidak membiarkan manusia dalam  kesendiriannya, atau bersama keluarganya, atau bersama tetangganya, atau  bersama saudara-saudara seagamanya, bahkan bersama manusia lainnya  melainkan diajarkan kepadanya etika-etika secara detail, cara-cara  bergaul yang dapat menjadikan kehidupannya damai dan meraih kebahagiaan.
Dengan pandangan yang agung dan tinjauan  yang indah terhadap keindahan agama inilah, Allah akan meresapkan  keimanan ke dalam hati seorang hamba dan menjadikan iman itu indah dalam  hatinya. Sebagaimana karunia yang telah dilimpahkan-Nya untuk hamba-Nya  yang terpilih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu”. (QS. Al-Hujuraat:7)
Sehingga iman dalam hati menjadi sesuatu  yang paling disukai dan yang paling indah. Dengan inilah seorang hamba  akan merasakan kelezatan iman, ia akan benar-benar merasakannya dalam  hatinya. Batin menjadi indah dengan dasar keimanan dan hakikatnya. Dan  lahiriyah juga menjadi indah dengan amal-amal keimanan. (Silakan lihat At-Taudhih wal Bayaan tulisan Ibnu Sa’di halaman 32 dan 33)
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah  berkata: “Jika engkau perhatikan hikmah yang sangat agung pada agama  yang lurus, millah yang hanif dan syariat yang dibawa Muhammad dengan  segala kesempurnaannya, tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, dan  keindahannya tidak kuasa untuk disifatkan serta tidak dapat dibayangkan  oleh orang-orang yang cemerlang akalnya, meskipun mereka berkumpul  memikirkannya dan mereka semua memiliki akal lelaki yang paling sempurna  menurut ukuran akal yang paling cemerlang untuk mengenali keindahannya  dan menyaksikan keutamaannya. Tidak pernah ada di alam semesta syariat  yang lebih sempurna, lebih mulia dan lebih agung daripadanya. Syariat  itu sendiri menjadi saksi dan yang disaksikan, menjadi hujjah dan yang  didukung oleh hujjah, menjadi dakwa dan keterangan, seandainya rasul  tidak datang membawa bukti keterangan niscaya sudah cukup syariat ini  menjadi bukti, ayat dan saksi bahwa ia diturunkan dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Miftaah Daarus Sa’adah halaman 324, silakan lihat juga halaman 328 dan sesudahnya)
Oleh karena itu, memperhatikan keindahan agama ini, meneliti isinya berupa perintah dan larangan, syariat dan hukum, akhlak dan adab, merupakan motivator dan pendukung yang paling kuat untuk masuk ke dalamnya bagi yang belum beriman, dan untuk menambah keimanan bagi yang sudah beriman. Bahkan, semakin kuat perhatiannya terhadap keindahan agama ini, semakin kokoh tapak kakinya dalam mengenal agama ini dan mengenal keindahan dan kesempurnaannya serta keburukan apa saja yang menyelisihinya, niscaya ia akan menjadi orang yang paling kuat keimanannya, yang paling bagus keistiqamahannya dan komitmennya terhadap agama ini.
Oleh karena itu, memperhatikan keindahan agama ini, meneliti isinya berupa perintah dan larangan, syariat dan hukum, akhlak dan adab, merupakan motivator dan pendukung yang paling kuat untuk masuk ke dalamnya bagi yang belum beriman, dan untuk menambah keimanan bagi yang sudah beriman. Bahkan, semakin kuat perhatiannya terhadap keindahan agama ini, semakin kokoh tapak kakinya dalam mengenal agama ini dan mengenal keindahan dan kesempurnaannya serta keburukan apa saja yang menyelisihinya, niscaya ia akan menjadi orang yang paling kuat keimanannya, yang paling bagus keistiqamahannya dan komitmennya terhadap agama ini.
Oleh karena itu Ibnu Qayyim Al-Jauziyah  berkata: “Maksudnya, kalangan khusus umat ini dan orang-orang  pilihannya, setelah akal mereka menyaksikan keindahan agama ini,  keagungan dan kesempurnaannya, serta menyaksikan keburukan, kekurangan  dan kejelekan apa saja yang menyelisihinya maka keimanan dan  kecintaannya terhadap agama ini akan merasuk ke dalam hati. Kalaulah  diberi pilihan antara dilemparkan ke dalam api atau memilih agama selain  Islam niscaya ia akan memilih dilemparkan ke dalam api dan  dipotong-potong anggota tubuhnya daripada harus memilih agama selainnya.  Manusia seperti ini merupakan manusia yang telah kokoh tapak kakinya di  atas keimanan. Mereka adalah manusia yang paling jauh dari kemurtadan  dan manusia yang paling berhak mendapat keteguhan di atasnya sampai hari  mereka bertemu Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Miftaah Daarus Sa’adah halaman 340-341)
Aku katakan : “Dalil yang mendukung perkataan Ibnul Qayyim di atas adalah hadits Anas Radhiyallah ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Ada tiga perkara, siapa saja  memiliki ketiga perkara tersebut niscaya ia akan merasakan manisnya  iman. Yakni apabila Allah dan rasul-Nya menjadi yang paling ia cintai  daripada selain keduanya, tidak mencintai seseorang melainkan karena  Allah semata, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana benci  dilemparkan ke dalam api.” (HR. Al-Bukhaari I/60 dan Muslim I/66)
Inilah hamba yang merasakan kelezatan  iman dan telah merasuk keimanan dalam hati sanubarinya yang paling  dalam, lalu hatinya memancarkan cahaya iman dan ia memperoleh ketenangan  yang luar biasa. Sehingga tidak mungkin lagi ia kembali pada kekufuran,  kesesatan, mengikuti hawa nafsu dan persangkaan dusta. Bahkan ia akan  menjadi manusia yang paling dalam keimanannya, paling kuat komitmen dan  keteguhannya, paling kuat ikatannya dengan Rabb dan pencipta-Nya. Karena  ia masuk ke dalam Islam atas dasar ilmu, qana’ah dan ma’rifah.  Sehingga ia mengenal keindahan Islam dan keagungannya, keelokan dan  kebersihannya serta keistimewaannya di atas agama-agama yang lain. Maka  iapun meridhai Islam menjadi agamanya, ia merasa damai tiada tara dengan  Islam. Lalu bagaimana mungkin ia mencari pengganti selainnya? Atau  mencari alternatif lain atau mencari tempat pindah atau tempat lainnya?
 
 Ditulis : Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr
Sumber : http://an-naba.com/ 

 
