Roda dunia terus berputar, siang berganti malam, malam berganti siang.  Sebagian manusia sibuk mengejar harta dunia. Sebagian sibuk mencari ilmu  dan mengembangkan pengetahuan. Yang lain sibuk berolah raga  meningkatkan vitalitas dan kebugaran. Yang lain lagi sibuk mengejar  pangkat dan jabatan.
Seolah tidak ada lagi yang lebih berharga dari apa yang mereka kejar.  Allah tidak melarang manusia untuk memiliki harta banyak, ilmu yang  luas, usia yang panjang, dan badan yang sehat. Namun semua itu harus  dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Imam Tirmidzi meriwayatkan : Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa  kedua kaki anak Adam tidak akan bergeser sebelum ditanya atas empat hal  yakni umur, ilmu, harta, dan badan. Bahkan tentang harta manusia akan  ditanya dua hal yakni dari mana harta itu diperoleh dan kemana  dibelanjakan.
عَنْ اَبِى بَرْزَةَ اْلاَسْلَمِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا اَفْنَاهُ وَ عَنْ عِلْمِهِ فِيْمَا فَعَلَ وَ عَنْ مَالِهِ مِنْ اَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا اَنْفَقَهُ وَ عَنْ جِسْمِهِ فِيْمَا اَبْلاَهُ. الترمذى و قال: هذا حديث حسن صحيح
Dari Abu Barzah Al-Aslamiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,  “Tidaklah bergerak kedua tapak kaki seorang hamba (pada hari qiyamat),  sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang  ilmunya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia  mendapatkannya dan untuk apa ia belanjakan, dan tentang badannya untuk  apa ia manfaatkan”. [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 36]
Demi harta manusia lupa siang dan malam. Siang dijadikan malam, malam  dijadikan siang. Karena harta manusia lupa halal haram. Yang haram  diterjang, apalagi yang halal mereka perebutkan. Semakin berbelit dan  semakin rumitnya kasus Gayus menunjukkan begitu banyaknya orang-orang  yang terlibat yang menerjang rambu-rambu halal haram. Sudah banyak oknum  dengan berbagai latar belakang yang terlibat, seperti polisi, jaksa,  pengacara, bahkan pengusaha dan lain-lain.
Mereka membangun jaringan mafia tanpa nama dan bersepakat untuk  mencari keuntungan bersama tidak peduli halal haram. Mereka lupa bahwa  Allah selalu mengawasi perbuatan makar mereka. Mereka lupa bahwa hidup  di dunia ini hanya bersifat sementara, sedang yang kekal adalah  kehidupan akherat. Untuk itu Allah mengingatkan di dalam surat  Al-Qashash : 77:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu  (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu  dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)  sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu  berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai  orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Ayat ini mengingatkan kita semua untuk memanfaatkan potensi apa saja  yang dianugerahkan Allah kepada kita untuk mendapatkan kesuksesan  akherat. Usia yang panjang, ilmu yang luas, harta yang banyak, dan badan  yang sehat pada hakekatnya adalah amanat Allah untuk dimanfaatkan pada  apa yang Allah kehendaki.
“Mereka yang menunaikan amanat akan selamat. Sedang mereka yang berkhianat tidak akan selamat. Akan tetapi karena kemurahan Allah, manusia dipebolehkan untuk menikmati sebagian kenikmatan dunia itu. Hanya pada tingkat jangan lupa, bukan untuk diutamakan.”
Allah mengingatkan orang beriman untuk mencari bekal akherat [QS Al-Hasyr : 18]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah  Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok  (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha  mengetahui apa yang kamu kerjakan.
dan sebaik-baik bekal adalah taqwa [QS Al-Baqarah :197].
…..Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.
Karena tidak mungkin orang bisa bertaqwa tanpa mengamalkan Al-Qur’an  dan As-Sunnah, maka marilah kita pelajari Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan  sungguh-sungguh, kita fahami, kita yaqini, lalu kita amalkan dalam  kehidupan sehari-hari.
Dengan pertolongan Allah, kesungguhan dan kedisiplinan kita dalam  beramal sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah akan merubah karakter kita yang  jelek menjadi baik, yang kikir menjadi dermawan, yang malas menjadi  rajin, yang pendosa menjadi bertaqwa, insya Allah. Semoga Allah  memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa, aamiin.
Oleh :
Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina
Ketua Umum Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA
Ketua Umum Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA

 
