By : Muhammad Khosyi’in
Agama kita mengajarkan kita agar senantiasa berdoa  kepada Allah. Allah memiliki segalanya. Setiap sesuatu terjadi atas izin  dan kehendakNya. Maka kita dianjurkan agar meminta kepada Allah segala  sesuatu yang baik, untuk kehidupan kita di dunia ini dan kehidupan kita  di akhirat kelak. Hanya orang-orang yang sombong yang tidak mau dan  malas berdoa, meminta kepada Allah.
Doa bukanlah bermaksud kita meminta sesuatu dan kemudian duduk memeluk  tubuh tanpa melakukan sesuatu apa pun. Akan tetapi doa mestilah disertai  dengan usaha. Jika kita berdoa untuk dimasukkan ke dalam Syurga, kita  mestilah berusaha dengan amalan-amalan soleh dan menjauhkan diri dari  perkara-perkara munkar. Jika kita berdoa agar Allah melimpahkan rezeki  kepada kita, kita harus bekerja keras untuk itu. Jika kita berdoa agar  Allah memberi lulus ujian sekolah, maka kita harus belajar  sungguh-sungguh.
Allah s.w.t mendengar segala permintaan kita. Apa saja yang kita minta  pasti akan didengarNya. Dan orang-orang Islam apabila berdoa insya Allah  akan dikabulkan oleh Allah, apalagi kalau orang itu beriman dan   melakukan banyak amal soleh. Akan tetapi sudah menjadi sunnatullah,  bahwa ada doa yang Allah kabulkan dengan cepat, ada doa yang Allah tidak  kabulkan dan ada doa yang Allah simpan untuk hari Qiamat nanti atau  untuk mengganti kesusahan yang akan mengenai diri kita.
Dalam sebuah  hadist riwayat imam Ahmad dari Abu Said al-Khudri Rasulullah s.a.w.  bersabda:
“Tidak ada orang muslim yang berdoa meminta kepada Allah s.w.t. dengan  doa, dimana didalamnya tidak ada dosa dan ia tidak memutuskan tali  silaturrahmi, kecuali Allah akan memberinya antara tiga perkara: pertama  Allah menangguhkan permintannya untuk yang akan datang; kedua: Allah  menyimpannya untuk kesempatan lain, dan; ketiga: Allah mengalihkan  darinya kejelekan dan malapetaka yang mirip dengan permintannya." 
Kadang-kadang kita bertanya, mengapa Allah mengkabulkan permintaan  orang-orang kafir sedangkan kita orang-orang yang beriman, kadang-kadang  doa kita seolah-olah tidak dikabulkan oleh Allah? Ketahuilah bahwa ada  dua kemungkinan mengapa Allah mengabulkan permintaan hambanya. Pertama  karena Dia cinta dan sayang terhadap hamba tersebut. Dan kedua, karena  Allah murka terhadap orang tersebut. 
Sesungguhnya apabila Allah murka  terhadap seseorang, ada kalanya Allah akan menambah rezeki seseorang,  meningkatkan derajatnya dan mengkabulkan permintaanya. Orang tersebut  lalu akan menjadi lebih lalai dari Allah, akan terus tenggelam dengan  kenikmatan dunia dan maksiat. Akhirnya Allah akan mencabut nyawanya  dalam keadaan dia lalai. Sehingga dia mati dalam keadaan buruk su’ul  khatimah. Inilah yang dikatakan ulama sebagai istidraj.
Firman Allah dalam surah Al-An’am, ayat  44 :
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا  عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا  أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah  diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu  kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa  yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan  sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” 
Kadang-kadang kita juga bertanya mengapa doa kita tidak dikabulkan oleh  Allah s.w.t sedangkan kita banyak mengerjakan ibadah dan taat   kepadaNya?
Ada 2 kemungkinan :
1. Allah s.w.t suka mendengar permintaan dari  hamba-hambanya. Apabila Allah suka pada seseorang hamba, maka hamba  tersebut diletakkannya dibawah rahmat dan perlindungannya. Allah juga  akan menyimpan doa-doa hamba tersebut untuk hamba itu di hari dimana  tiada guna harta dan anak. Itulah hari kiamat. Apabila tiada sesuatu  yang dapat menyelamatkan hamba tersebut dari api neraka, maka ketika itu  Allah akan menunjukkan kepada hamba tersebut segala doa-doanya dan  ketika itu doa-doa tersebut akan dapat menyelamatkannya dari api neraka.
Dalam riwayat Aisyah r.a. berkata : “Tidak ada seorang muslim yang berdo’a kepada Allah meminta sesuatu  kemudian tidak muncul, kecuali Allah menangguhkannya untuk kesempatan  lain di dunia, atau Allah menangguhkannya hingga hari qiamat nanti,  kecuali ia tergesa-gesa dan putus asa”. Lalu Urwah bertanya : ”Wahai Ummul  Mukminin, bagaimana ia tergesa-gesa dan putus asa?” Aisyah  menjawab : ”Misalnya ia berdoa, lalu berkata aku sudah berdoa tapi tidak  diberi, atau aku telah berdoa tapi tidak dikabulkan”
Begitulah, betapa cinta dan kasih sayang Allah terhadap kita. Bukan  karena Allah tidak mau memberi permintaan kita, tetapi Allah akan  menyimpankannya untuk kita di hari Kiamat kelak. Itulah doa-doa  orang-orang solihin, orang-orang yang taat kepada Allah SWT.
2. Doa tersebut tidak dikabulkan oleh Allah karena suatu sebab yang  ada dalam diri kita. Misalnya kita meminta sesuatu kepada Allah tetapi  kita tidak patuh perintahNya. Kita ingin Allah memberi sesuatu kepada  kita, tetapi sangat tidak seimbang dengan apa yang kita telah lakukan  untuk Allah, untuk Islam, untuk Rasulullah s.a.w? Sanggupkan kita  lakukan seperti Bilal? Yang menahan siksaan kerana keimannya kepada  Allah? Sanggupkah kita lakukan seperti Saidina Abu Bakar As-Siddiq? Yang  menafkahkan seluruh hartanya untuk Islam? Sanggupkah kita lakukan  seperti Imam Nawawi? Yang mengorbankan siang dan malamnya, yang  mengorbankan kelazatan hidup di dunia ini, untuk menegakkan ilmu agama  Islam?
Tidakkah kita malu, meminta dari Tuhan tetapi kita tidak patuh perintah-perintahNya?
Memintalah kepada Allah. Berdoalah kepada Allah. Tetapi dalam waktu yang  sama kita juga berusaha bersungguh-sungguh untuk memenuhi  perintah-perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Ibrahim bin Adham, seorang wali Allah pernah berkata :
Bagaimanakah doa  kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu tidak menunaikan hak-hak  Allah? Kamu kenal Allah tetapi tidak memenuhi hak-hakNya yaitu untuk  disembah.
Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu tidak  mengamalkan isi Al-Quran? Kamu senantiasa membaca Al-Quran tapi tidak  kamu amalkan isi-isinya.
Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah,  sedangkan kamu tidak mengamalkan sunnah Rasulullah? Kamu selalu bilang  cinta kepada Rasulullah tapi kamu meninggalkan sunnahnya.
Bagaimanakah  doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu patuh  kepada syaitan?  Kamu mengakui bahwa syetan itu musuh kamu tetapi kamu patuhi dia.
Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu mencampakkan  diri kamu ke jurang kebinasaan? Kamu selalu berdoa supaya terhindar  dari api neraka tapi kamu lemparkan dirimu sendiri ke dalamnya.
Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, kamu ingin memasuki Syurga tapi kamu tidak melakukan amal soleh?
Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu sedar kamu  akan mati tetapi kamu tidak bersiap-siap untuk menghadapinya?
Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu melihat  cacat dan kekurangan orang lain, tetapi cacat dan kekurangan dirimu kamu  tidak pernah melihatnya? Kamu sibuk memikirkan kesalahan dan keburukan  orang lain sedangkan keburukan dan kesalahan dirimu sendiri tidak pernah  kau hiraukan. Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu merasakan  kenikmatan yang diberikan Allah  tetapi kamu tidak bersyukur, bersyukur  dengan mematuhi segala perintah Allah?
Bagaimanakah doa kamu dikabulkan oleh Allah, sedangkan kamu menguburkan  jenazah orang lain tapi tidak menginsafi diri kamu sendiri bahwa kelak  kamu juga akan dikuburkan?
Marilah kita menjadi orang-orang yang sentiasa melakukan perintah Allah.  Marilah kita bertekad tidak mengulangi segala perbuatan buruk kita.  Insya Allah, segala doa kita akan diterima oleh Allah SWT. 
Firman Allah s.w.t dalam Surah Al-Baqarah, ayat ayat 186 :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ  أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي  وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُون
َ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka  (jawablah),  bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan  orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka  itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman  kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” 
Waallahu a’lam...
Note : Telah mengalami perubahan redaksional.
 
